Kabar Kinabalu — Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, memberikan sinyal kuat akan bergabung dengan Partai Gerindra. Sinyal ini disampaikan langsung saat Kongres III Projo yang digelar di Jakarta Selatan, pada Jumat (1/11/2025). Dalam pidatonya, Budi Arie secara terbuka meminta izin kepada para relawan Projo untuk melangkah ke jalur politik yang lebih formal.

“Mohon izin jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahami keputusan ini. Karena saya mungkin satu-satunya orang yang diminta langsung oleh Presiden di sebuah forum,” ujar Budi Arie disambut tepuk tangan para peserta kongres.
Baca Juga : Fakta-fakta Proyek Jet Tempur KF-21 Indonesia-Korea Selatan
Pernyataan itu sontak menjadi sorotan politik nasional. Budi Arie menegaskan bahwa partai yang ia maksud adalah Partai Gerindra, partai yang saat ini dipimpin oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Tegak Lurus ke Arah Prabowo Subianto
Budi Arie menegaskan kesetiaannya terhadap arah pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo. Ia menyebut dirinya siap bergabung ke Gerindra bila diminta langsung oleh presiden terpilih.
“Saya tegak lurus terhadap Prabowo Subianto. Kalau diperintah masuk Gerindra, saya siap,” kata mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
Sikap Budi Arie ini sekaligus memperjelas posisi politik Projo pasca berakhirnya era pemerintahan Joko Widodo. Sebagai organisasi relawan yang lahir untuk mendukung Jokowi sejak 2013, arah baru Projo kini mulai mengarah pada dukungan terhadap pemerintah Prabowo-Gibran.
Transformasi Relawan Menjadi Kekuatan Politik Baru
Langkah Budi Arie membuka wacana baru soal masa depan Projo. Jika benar ia dan sejumlah pengurus bergabung ke Gerindra, maka Projo berpotensi berubah dari gerakan relawan menjadi kekuatan politik yang lebih struktural.
Analis politik menilai, langkah ini merupakan strategi adaptif Budi Arie untuk menjaga eksistensi Projo di panggung nasional. “Dengan berlabuh ke Gerindra, Projo bisa mempertahankan perannya dalam pemerintahan baru,” ujar pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Fajar Kurniawan.
Namun, keputusan itu juga menimbulkan perdebatan di internal relawan. Sebagian pendukung lama Jokowi menilai bahwa langkah Budi Arie terlalu cepat berpindah haluan, sementara sebagian lainnya melihatnya sebagai keputusan realistis demi menjaga pengaruh politik relawan.
Dukungan Penuh untuk Pemerintahan Baru
Dalam Kongres III Projo, Budi Arie menegaskan komitmen organisasinya untuk terus mendukung arah kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran. Ia juga menyerukan agar seluruh anggota Projo tetap solid dan tidak terpecah dalam menghadapi perubahan politik nasional.
“Kita tetap satu semangat: bekerja untuk rakyat, mendukung pemerintahan baru agar Indonesia semakin maju,” tegasnya.
Penutup
Pernyataan Budi Arie Setiadi di Kongres Projo menjadi sinyal jelas perubahan arah politik relawan pendukung Jokowi tersebut. Jika benar bergabung dengan Gerindra, langkah itu akan menandai babak baru perjalanan politik Budi Arie dan Projo — dari relawan pendukung presiden menjadi bagian dari mesin partai penguasa.








