Kabar Kinabalu – Sebanyak 23 relawan Malaysia dari misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) akhirnya tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada Selasa malam, 7 Oktober 2025, sekitar pukul 22.07 waktu setempat. Kepulangan mereka disambut haru oleh keluarga, pejabat pemerintah, serta aktivis pro-Palestina yang sejak pagi menanti di terminal kedatangan.

Para relawan tersebut sebelumnya ditahan oleh otoritas Israel setelah kapal yang mereka tumpangi dicegat di perairan Mediterania, ketika menuju ke Jalur Gaza untuk mengirim bantuan kemanusiaan. Penahanan berlangsung beberapa hari sebelum akhirnya mereka dibebaskan melalui proses diplomatik yang melibatkan Kementerian Luar Negeri Malaysia dan sejumlah organisasi internasional.
Baca Juga : Likuiditas Perbankan Melonggar, LDR Turun Jadi 86,05%
Juru bicara misi GSF Malaysia, Dr. Mohd Hafiz Abdul Rahman, menjelaskan bahwa para relawan sempat mengalami pemeriksaan intensif di pelabuhan Ashdod, Israel. “Kami diperlakukan secara ketat, tetapi tetap menjaga ketenangan. Tujuan kami murni kemanusiaan, untuk membawa pesan solidaritas bagi rakyat Palestina,” ujarnya sesaat setelah tiba di KLIA.
Menurut laporan media internasional, pelepasan para relawan dilakukan setelah koordinasi intens antara pemerintah Malaysia dan otoritas Turki. Setelah dibebaskan, mereka diterbangkan dari Bandara Ramon di Israel menuju Istanbul sebelum melanjutkan penerbangan ke Kuala Lumpur menggunakan pesawat Turkish Airlines.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Mohamad Hasan, menyampaikan rasa syukur atas keselamatan seluruh relawan. Ia menegaskan bahwa Malaysia akan terus mendukung perjuangan kemanusiaan bagi Palestina dan menentang segala bentuk kekerasan terhadap misi damai internasional.
“Misi kemanusiaan bukan kejahatan. Kami bangga dengan keberanian anak-anak Malaysia yang memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan di Gaza,” tegasnya dalam konferensi pers di KLIA.
Salah satu relawan, Nur Izzah Ahmad, tak kuasa menahan air mata saat disambut keluarganya. Ia menceritakan bagaimana kapal mereka dihadang oleh kapal perang Israel dan seluruh awak diperintahkan turun dengan todongan senjata. “Kami hanya membawa obat-obatan, makanan, dan doa. Tapi kami diperlakukan seolah ancaman,” katanya lirih.
Kepulangan mereka disambut luas oleh masyarakat Malaysia dan komunitas solidaritas Palestina. Tagar #SumudFlotilla dan #FreePalestine sempat menjadi trending di media sosial Malaysia sebagai bentuk dukungan terhadap misi tersebut.
Dengan selesainya misi ini, relawan Malaysia berharap perhatian dunia terhadap penderitaan rakyat Gaza semakin besar. “Kami akan terus bersuara untuk kemanusiaan,” tutup Dr. Hafiz.








